Kamis, 08 Maret 2012
Taushiah K.H. Abdullah Gymnastiar di Mesjid An-Nuur, Ambon, Rabu, 28 Mei 2003
Taushiah K.H. Abdullah Gymnastiar di Mesjid An-Nuur, Ambon, Rabu, 28 Mei 2003
Konflik itu bisa terjadi bukannya hanya karena beda agama, di rumah saja bisa terjadi konflik. Keterampilan kita untuk berbeda pendapat haruslah bisa kita ditingkatkan.
Ada rumusnya untuk menyikapi konfllik ini, yaitu 2 B & 2L. B pertama, bijak terhadap kekurangan dan kesalahan orang lain. Karena orang itu bukan malaikat, pasti ada kekurangan, kesalahan. Jangan sampai kekurangan dan kesalahan orang lain kita sengsara dan membuat kita berdosa. B yang kedua, berani mengakui jasa dan kelebihan orang lain. Tidak mungkin ada orang tanpa memiliki kekurangan dan kesalahan: pasti ada. Bagaimana kita menyikapinya; ini yang penting. Orang pun pasti ada kelebihan dan jasanya. Kadang-kadang kita tidak siap. Lihat kelebihannya menjadi dengki dan sebal, dan lihat kebaikannya, nila setitik, rusak susu sebelanga.
L yang pertama, lupakan jasa dan kebaikan kita. Orang itu sengsara kalau sudah banyak mengingat kebaikannya. Makin ingat jasa, kebaikan, apa yang sudah diperbuat diri, akan makin sakit hati. Sudah beramal, lupakan; biar Allah yang menilainya. Makin ingin dihormati, dihargai, dibalas budii, akan makin sering sakit hati.
L yang kedua, lihat kekurangan dan kesalahan diri. Makin tahu siapa diri kita, makin malu kalau dipuji, makin tidak terluka walau dicaci. Kita merasa sakit hati bila dikatakan miskin, karena kita merasa kaya. Kalau kita mengakui tidak memiliki apa-apa, yang memiliki adalah Allah, maka kita tidak akan sakit hati. Akan capai bila sebal terhadap orang lain, karena akan sering kepikiran. Untuk apa hidup bila sudah seperti ini.
Pokoknya bila ingin bahagia, jaga hati. Bijak terhadap kekurangan dan kesalahan orang lain. Jaga hati untuk berani mengakui jasa orang lain. Jaga hati untuk tidak pamer terhadap kebaikan diri dan berani jujur untuk melihat kekurangan diri.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar