Kamis, 08 Maret 2012
Menjadi Manusia Kreatif
Menjadi Manusia Kreatif
submitted by : Bayu Gautama
sumber : Milis
Pernah nonton film Mission Impossible? Film layar
lebar yang dibintangi oleh Tom Cruise itu sebenarnya
pernah menjadi film seri yang diputar setiap minggu di
sebuah TV swasta di tahun 1990-an. Satu hal yang
menarik dari film tersebut, se-impossible apapun misi
yang diemban oleh Ethan Hawk (diperankan oleh Tom)
namun endingnya selalu saja mengisahkan keberhasilan.
Satu hal yang tergambarkan dengan jelas dalam film
tersebut (baik layar lebar maupun seri-nya) adalah
kebiasaan para tokoh yang tergabung dalam tim
pengemban ‘misi yang tidak mungkin’ alias ‘mustahil’
dicapai itu untuk senantiasa memiliki plan A, plan B,
bahkan plan C, sehingga hampir setiap film itu
diakhiri dengan keberhasilan menjalankan misi.
Norman Vincent Peal, menuliskan buku yang kemudian
menjadi best seller, You Can If You Think You Can
(Anda bisa jika Anda berpikir bahwa Anda bisa), sebuah
buku yang memberikan motivasi besar kepada para
pembacanya untuk optimis meraih hal-hal yang
sesungguhnya ‘bisa’ diraih.
Antara Norman (dan bukunya) dengan film Mission
Impossible memang tidak ada kaitannya, hanya saja jika
kita mau melihat sisi pelajaran yang mau diambil,
tentu ada kaitannya. Roger Von Oech, lewat bukunya A
Whack on Side of the Head, bisa menjelaskan
keterkaitan antara keduanya. Karena lewat buku
tersebut Von Oech mengetengahkan sepuluh kebiasaan
manusia kreatif, dimana tertulis “suka mencari jawaban
kedua” sebagai kebiasaan pertama seorang yang kreatif.
Menurut Oech, Anda jangan hanya punya satu solusi yang
berati hanya punya satu pilihan. Kreativitas meminta
Anda menemukan jawaban kedua yang mungkin lebih tepat.
Nah, kesuksesan Ethan Hawk mengemban misi yang
dianggap tidak mungkin dicapai itu adalah kebiasaan
timnya untuk menyiapkan lebih dari satu solusi. Dan
Norman menguatkannya dengan satu motivasi, bahwa tidak
satupun yang ada dihadapan manusia itu tidak bisa
diraih.
Dan yang perlu diketahui, Allah Al Qur’an surat Al
Baqarah ayat terakhir telah jauh terlebih dulu
memberikan motivasi kepada setiap mukmin, bahwa Dia
tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya. Masalahnya adalah sifat manusia yang
sering kali memperturutkan hawa nafsunya, yang dalam
hal ini salah satunya adalah sifat malas, dan enggan
berusaha keras. Sehingga kemudian yang tampak
didepannya adalah sebuah gunung batu menjulang tinggi
yang tak mungkin dilewati, sebuah tembok raksasa yang
mustahil ditembus.
Padahal sejarah pun mencatat, Rasulullah dengan 300
pasukan mukmin mampu memukul mundur pasukan kafir
Quraisy yang jumlahnya tiga kali lebih banyak dalam
perang Badar. Orang dulu berpikir ruang angkasa adalah
sesuatu yang invisible, namun para ahli Rusia
membuktikan dengan mengirimkan Yuri Gagarin ke luar
angkasa dengan menggunakan Sputniknya. Bahkan
sekarang, orang sudah menjajaki pariwisata luar
angkasa meski harus merogoh kocek yang tak sedikit.
Sejarah lain juga ditorehkan oleh George Leigh Mallory
dan Andrew Irvine yang disebut-sebut sebagai orang
pertama menapakkan kakinya di puncak tertinggi dunia,
Mount Everest pada 1924. Kini ribuan pendaki sudah
membuktikan bahwa puncak tertinggi itu bisa ditapaki.
Menjadi manusia kreatif, tambah Oech, tidak cukup
hanya dengan memiliki satu kebiasaan diatas. Oech juga
memaparkan tentang kebiasaan lainnya, yakni suka
berpikir lunak. “Kreativitas adalah pengembangan hasil
otak kiri yang bersikap keras terhadap ide oleh otak
kanan yang lunak yang mengabaikan batasan dan lunak
terhadap berbagai ide,” kata Oech.
Kebiasaan ketiga adalah Suka menggugat aturan. Jika
aturan telah membatasi pilihan maka Anda harus mencari
tahu mengapa suatu aturan dibuat. Mungkin alasan itu
tidak relevan lagi. Mungkin sekarang ada pemecahannya
yang lebih efektif. Suka mencoba kemustahilan, adalah
yang selanjutnya. Oleh karena itu, jangan sekali pun
pernah membuang ide sepintas yang kelihatan mustahil.
Merenungkan lagi ide yang muncul dapat memicu berbagai
kemungkinan baru.
Toleran terhadap hal dilematis, disebut sebagai
kebiasaan kelima. Dalam kenyataan, sering ide kretif
lahir dari situasi dilematis atau kepepet. Adalah
jarang inovasi muncul dari pola pikir yang tunggal,
linier dan pasti. Kemudian yang keenam adalah, Melihat
kesalahan sebagai peluang. Ada orang yang suka mencari
aman dan menghindari dari kemungkinan salah atau
gagal. Sesunggguhnya kesalahan justru menempatkan kita
memperoleh hal yang tak didapat bila melakukan dengan
benar.
Gede Prama, pernah menyebut Dedi ‘Miing’ Gumelar
adalah satu dari sekian orang yang dijadikan
sahabatnya. Alasannya, tidak banyak orang yang bisa
membuat orang lain tertawa, meski tidak meninggalkan
aspek kecerdasannya. Nampaknya, untuk yang satu ini,
Oech juga sepakat, karena ia menempatkan Suka humor
dan santai sebagai kebiasaan orang kreatif pada urutan
selanjutnya. Memang ide kreatif muncul ketika terdesak
situasi, tapi lebih banyak ide brilian dan segar lahir
dari suasana santai dan gembira. Saat kita santai dan
gembira pertahanan mental jadi longgar sehingga tidak
pusing terhadap aturan, hal mustahil maupun yang
keliru.
Suka meninjau dunia luar. Orang yang sibuk melihat
dunia dalamnya sendiri akan kehilangan banyak ide.
Meninjau dunia luar adalah wahana meraih ide baru
untuk dunia dalam kita. Maka dari itu, Suka meninjau
dunia luar sebaiknya menjadi satu kebiasaan tersendiri
bagi orang-orang kreatif. Selain itu, Berani berpikir
beda seolah menjadi ciri yang paling khas dari orang
kreatif. Umumnya orang berusaha menyesuaikan dengan
budaya organisasinya. Padahal tekanan organisasi bisa
memasung kretaivitas. Jadi, beranilah pro terhadap hal
yang tidak disetujui mayoritas walau tidak harus
terlalu terbuka. Dalam hal ini, bukan berarti
mengesampingkan kebenaran, karena disini akan lebih
bernilai jika sikap satu ini untuk berbeda terhadap
mayoritas ketidakbenaran.
Dan yang terakhir disebutkan Oech, adalah senantiasa
Terbuka terhadap gagasan baru. Orang yang mengaku
bukan orang yang kreatif berarti telah memasung diri
sendiri. Ingatlah, bahwa ide akan berkembang bila kita
memberinya ruang. Baik dengan tambahan dari luar diri
Anda atau tidak menekan ide yang telah dipunyai.
Sudahkah menjadi orang kreatif? Mulailah hari ini
juga! Wallaahu a’lam bishshowaab
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar